Amankah Menunda Operasi Jantung di Masa Pandemi Covid-19?

Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia ini telah mengubah banyak tatanan kehidupan. Wabah ini juga telah mempengaruhi bentuk layanan kesehatan untuk penyakit-penyakit lainnya. Termasuk layanan operasi jantung dan paradigma masyarakat terhadap layanan kesehatan. Sehingga ada beberapa orang, bahkan public figure, yang belakangan ini meninggal karena serangan jantung. Apakah operasi jantung masih perlu dilakukan di masa pandemi Covid-19? Apakah aman menunda operasi jantung yang sudah terjadwal? Apakah bahayanya jika menunda operasi jantung untuk kasus-kasus tertentu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut banyak mengemuka di kalangan masyarakat. Artikel ini akan menjawab seputar pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Social distancing, stay at home, work from home, tetap di rumah jika tidak ada keperluan yang benar-benar penting, pakai masker jika pergi ke luar rumah, sering-sering mencuci tangan dengan air dan sabun adalah upaya-upaya yang benar untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, seperti yang telah dianjurkan oleh Pemerintah. Namun jika Anda mengalami serangan jantung, maka menghubungi Unit Gawat Darurat dan pergi ke Rumah Sakit tetap merupakan tindakan yang paling tepat untuk menyelamatkan nyawa.

Beberapa gejala yang menunjukkan bahwa mungkin Anda mengalami serangan jantung diantaranya:

  • Nyeri dada kiri yang lokasinya tidak dapat ditunjuk dengan jari, rasanya dada seperti ditekan beban berat.
  • Nyeri dada yang menjalar ke leher, punggung, dan lengan.
  • Sesak napas.
  • Pusing, seperti mau pingsan.
  • Keringan dingin.
  • Dapat disertai rasa mual dan muntah.

Gejala-gejala ini awalnya mungkin muncul hanya sebagai gejala ringan saja dan muncul hanya pada saat melakukan aktivitas berat. Jika gejala-gejala tersebut muncul pada saat istirahat, atau tetap terasa berkepanjangan meskipun sudah beristirahat, maka pertanda bahwa penyakit jantung Anda sudah lebih berat kondisinya, dan memerlukan penanganan medis segera. Jika tidak maka bisa terjadi henti jantung mendadak yang berakibat fatal.

Kapankah bedah jantung dapat ditunda?

Sebaiknya diskusikan dengan dokter spesialis jantung atau dokter bedah jantung Anda untuk mengetahui tindakan pembedahan apa saja yang dapat ditunda terlebih dahulu, sampai wabah ini selesai. Sangat penting untuk menimbang-nimbang antara risiko menunda prosedur pembedahan dengan risiko terpapar Covid-19 saat meninggalkan rumah untuk pergi ke Rumah Sakit. Hal ini amat penting bagi penderita penyakit jantung karena gejala penyakit Covid-19 dapat lebih berat diderita oleh pasien-pasien dengan penyakit jantung, seperti yang dinyatakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).

Secara umum penyakit jantung yang stabil, pasien dengan penyakit jantung yang tanpa gejala, atau gejala yang ringan, yang gejala-gejalanya hanya muncul saat melakukan aktivitas berat, atau segera hilang saat beristirahat, maka insya Allah prosedur pembedahan dapat ditunda terlebih dahulu. Sebaiknya diskusikan dengan dokter Anda untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit jantung Anda.

Jika anda adalah pasien dengan penyakit jantung yang kebetulan juga dinyatakan positif Covid-19, maka sebaiknya tunda prosedur pembedahan jantung Anda sampai sembuh dari Covid-19. Operasi jantung adalah salah satu operasi besar yang membutuhkan daya tahan tubuh yang baik untuk masa pemulihan, dan membutuhkan kondisi tubuh pasien yang bebas dari infeksi. Contoh salah satu jenis operasi jantung, persiapan apa saja yang dibutuhkan, risiko, dan proses pemulihannya dapat dibaca di artikel penulis mengenai Bypass Jantung Koroner. Sedangkan operasi untuk penanganan penyakit katup jantung bocor, katup jantung sempit/kaku, atau pembengkakan jantung yang disebabkan oleh kelainan katup dapat dibaca di artikel mengenai Operasi Katup Jantung.


Silakan baca juga: Operasi jantung di masa new normal


Amankah Rumah Sakit untuk dikunjungi?

Sejak awal Maret ketika Pemerintah menyatakan kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia, semua Rumah Sakit terus berbenah, menyesuaikan diri untuk menghadapi wabah penyakit ini. Rumah sakit yang tadinya tidak memiliki ruang isolasi khusus, telah merenovasi beberapa bangsal untuk menjadi ruang isolasi, termasuk ruang isolasi ICU. Kamar operasi pun tak ketinggalan, alur, regulasi tenaga kesehatan untuk mengistirahatkan tenaga kesehatan yang sakit, skrining yang ketat untuk pasien-pasien yang akan menjalani prosedur operasi, penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai untuk jenis tindakan, dan pengkondisian-pengkondisian lain telah membuat Rumah Sakit lebih aman bagi pasien dan tenaga medis.

Beberapa Rumah Sakit juga telah memiliki layanan telemedicine atau layanan jarak jauh, seperti layanan Poliklinik Online RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

Dengan layanan telemedicine seperti ini, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter dari rumah dengan menggunakan telepon genggam yang memiliki aplikasi video call atau video conferencing. Jika dari konsultasi secara virtual tersebut ternyata dibutuhkan pemeriksaan fisik secara langsung, atau pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit, baru pasien akan diminta untuk datang ke Rumah Sakit, dengan tetap menerapkan protokol-protokol untuk mencegah tertular Covid-19 (jika memungkinan gunakan kendaraan pribadi saat berangkat menuju Rumah Sakit, pakai masker, social distancing, sering cuci tangan, dsb). Beberapa Rumah Sakit juga memiliki layanan di akhir pekan, seperti layanan Weekend Service RSJPD Harapan Kita, yang lebih tidak padat pengunjung.

Penutup

Upaya-upaya untuk mencegah tertular Covid-19 dan memutus rantai penularannya memang amat penting, namun pasien-pasien dengan penyakit jantung yang berat dan memerlukan penanganan tindakan atau operasi jantung yang segera, sebaiknya tetap menghubungi Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat untuk mencegah kematian. Semoga wabah ini segera berakhir dan kehidupan dapat kembali normal seperti sedia kala, termasuk layanan kesehatan.


Silakan baca juga…

Mitra Klinikita

dr. Bagus Herlambang, SpBTKV, PhD
dr. Bagus Herlambang, SpBTKV, PhD

Penulis adalah seorang dokter spesialis bedah jantung dan pembuluh darah (Bedah Toraks dan Kardiovaskular) di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta.

Potretbagus Signature

© 2019 Bagus Herlambang All Rights Reserved


Anda menyukai website ini? Ingin memiliki website atau blog seperti ini juga? Saya membuatnya dengan WordPress. Tidak sulit kok. Silakan kunjungi tautan ini untuk mempelajarinya lebih lanjut. Gratis, atau dapatkan kredit US$25 dengan semua tipe layanan berbayar dengan membelinya melalui tautan ini.

You like this website? Do you want to have a website or blog like this? I made it with WordPress, the best and beginner-friendly Website Builder. Visit this link to learn more about it. You can start your free blog or earn US$25 credit with any paid plan by sign up thru this link.

Share to Social Media:

13 Comments

  1. Terimakasih, Dokter.
    Berguna sekali sebagai referensi guna mengetahui tindakan apa yang harus kami -awam-, lakukan saat terjadi kondisi seperti gambaran dalam tulisan Dokter di atas.
    Salam sehat.
    Tedy Purwoko

  2. Sangat di berkati dengan tulisan nya dok…Terima Kasih byk buat info nya,Tetep semangat ya dok jd garda depan pendemi ini…Gbu Always

  3. Trimakasih dokter atas penjelasan nya, selama ini saya baru dengar2 saja, jadi sekarang sdh cukup jelas dgn uraian dari Dokter.Bagus.

  4. Terimakasih dr, saya sa’at ini pengguna katerisasi jantung sudah 6 bulan dapat mengerti dengan keadaan jantung saya setelah membaca tulisan dr, saya akan berusaha keras untuk merubah pola hidup agar janru g saya tetap sehat

Tuliskan komentar Anda